Selasa, 26 Juni 2012

tulisan hampa


Tulisan hampa

Aku tidak pernah berfikir untuk kehilangan tapi, aku berharap untuk menghilang. Entah apa yang membuat berkata seperti itu. Pikiranku terasa sesak, penuh, mungkin aku kehilangan apapun yang aku butuhkan untuk menjadi wanita yang matang. Aku sangat kehilangan.
Aku memang tak membutuhkan sepatah kata untuk selalu menguatkanku. Karena aku yakin semua itu pasti percuma, semua itu bergantung pada diriku. Pada pola pikirku. Bahkan angin yang dapat meniup debu sekalipun tidak bisa mengubahku.

Walau hatiku selalu berbicara pada angin saat sepi, walau pikiranku selalu melanglang buana saat hampa, dan walau tubuhku terasa kosong saat aku terduduk bahkan berkutat pada aktifitasku, aku merasa aku ini jiwa apa? Aku hanya jiwa yang tidak penuh! Aku merugi, kenapa aku menjadi semakin rapuh kian hari?
Aku memang tak pernah berjalan bersamanya seperti angin yang mengiringi langit. Aku mungkin bermimpi untuk meminta pelukannya mendekap tubuh kecilku, menggengam tanganku erat-erat, menjagaku disaat aku tertidur, dan mengusap airmataku ketika aku menangis, menimangku saat aku kesakitan, mendengar ceritaku, keluh kesahku, cita-citaku, aku ingin itu semua..

Aku ingin dia duduk melihatku tumbuh, menjadi dewasa
Aku ingin dia tertawa saat aku naik mencapai puncak citacita
Aku ingin dia melihatku dengan terpana saat aku berlaga dengan sempurna bak wanita hebat
Aku ingin dia menyekatkan tangannya menyerahkanku pada orang yang aku cinta
Aku ingin dia tersenyum berurai airmata bahagia melihatku bergandengan tangan bersama orang yang aku cinta
Aku ingin dia ada disini Tuhan, bukan disisi lain yang fana, yang aku tidak tahu kemana dia saat aku menangis, apa dia melihatku Tuhan saat aku tersungkur sakit?
Aku letiih menggangapnya selalu ada Tuhan…

Aku merindukannya
Merindukan cinta kasihnya, saat pertama kali meniupkan lilin umurku
Merindukan kelembutannya, saat bibirnya mengecup keningku
Merindukan sosoknya yang kuat tak pernah kering dari keringat
Merindukan suaranya yang selalu bercerita, berceloteh, serta bersyair ayat-ayat Tuhan
Merindukan dekapan tangannya yang menentramkanku

Merindukan segalanya yang kuanggap bermakna
Aku merindukan dia
Dia yang kusebut dia
ayah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar